Tasyabbuh secara etimologis adalah bentuk mashdar dari tasyabbaha
yatasyabbahu yang berarti menyerupai orang lain dalam suatu perkara.
Sedangkan secara terminologis adalah menyerupai orang-orang kafir dan
orang-orang yang menyelisihi Rasulullah dalam hal aqidah, ibadah,
perayaan/seremonial, hari-hari besar, kebiasaan, ciri-ciri dan akhlak
yang merupakan ciri khas bagi mereka.
Hukum Tasyabbuh dengan Orang-Orang Kafir
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berkata,
"Telah kami sebutkan sekian dalil dari Al-Qur`an, As-Sunnah, Ijma', atsar (amalan/perkataan shahabat dan tabi'in), dan pengalaman, yang semuanya menunjukkan bahwa menyerupai mereka dilarang secara global. Sedangkan menyelisihi tata cara mereka merupakan sesuatu yang disyari'atkan baik yang sifatnya wajib ataupun anjuran sesuai dengan tempatnya masing-masing." (Iqtidhaa Ash-Shiraathil Mustaqiim 1/473)
Siapakah Orang-Orang Kafir yang Tidak Boleh Kita Menyerupainya?
Orang-orang kafir yang tidak boleh kita menyerupainya meliputi ahlul kitab (Yahudi dan Nashara) dan orang-orang kafir lainnya.
Bahaya Tasyabbuh dengan Orang-Orang Kafir
Di antara bahaya dan dampak negatif tasyabbuh adalah:
- Bahwa partisipasi dalam penampilan dan akhlak akan mewarisi kesesuaian dan kecenderungan kepada mereka, yang kemudian mendorong untuk saling menyerupai dalam hal akhlak dan perbuatan.
- Bahwa menyerupai dalam penampilan dan akhlak, menjadikan kesamaan penampilan dengan mereka, sehingga tidak tampak lagi perbedaan secara zhahir antara ummat Islam dengan Yahudi dan Nashara (orang-orang kafir).
- Itu terjadi pada hal-hal yang asalnya mubah. Dan bila terjadi pada hal-hal yang menyebabkan kekafiran, maka sungguh telah jatuh ke dalam cabang kekafiran.
- Tasyabbuh dengan orang-orang kafir dalam perkara-perkara dunia akan mewariskan kecintaan dan kedekatan terhadap mereka. Lalu bagaimana dalam perkara-perkara agama? Sungguh kecintaan dan kedekatan itu akan semakin besar dan kuat, padahal kecintaan dan kedekatan terhadap mereka dapat meniadakan keimanan seseorang.
- Lebih dari itu Rasulullah telah menyatakan, "Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk dari mereka." (HR. Ahmad dan Abu Dawud)
Allah berfirman dalam surat Al-Maidah:51
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin (mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim."
Dari ayat Qur`an di atas Allah cukup lugas dan tegas agar orang
yang beriman tidak menjadikan orang-orang kafir (Yahudi & Nasrani)
sebagai pemimipin. Dalam sebuah keterangan di jelaskan pengertian
"Auliya" di atas bukan hanya pemimpin tetapi bisa di artikan sebagai
teman dekat, sahabat yang merasa tinggi jabatannya. artinya orang tsb
mempunyai wewenang, keluasaan untuk mengarahkan, mempengaruhi dan
mengajak kita agar mengikiuti aturan, perintah, kebiasaan, hobbi, adat,
serta agama mereka.
Dengan demikian pantas Rasulullah menguatkan ayat tersebut dalam hadistnya orang
yang mengikuti suatu kaum baik aturan, perintah, kebiasaan, hobbi,
adat, serta agama maka sama saja dengan mereka.
Hal ini tentunya kita sebagai muslim harus waspada, setiap tingkah laku
dan gerak-gerik orang Yahudi dan Nasrani. diantaranya yang sebentar
lagi kita akan lalui bersama yaitu Hari Natal & Tahun Baru Masehi
2013.
Dengan perayaan ini tak jarang kaum muslimin ikut mengucapkan selamat
Hari Natal, padahal Ulama sepakat semuanya itu hukumnya HARAM. belum
lagi dengan pesta perayaan di malam Tahun Baru. Banyak sekali kaum
muslimin yang ikut terbius oleh hiruk pikuk dan glamournya malam
tersebut, hingga ikut2an membakar petasan, mercon sampai meniup
terompet. Lebih parah lagi pada malam tersebut sering dijadikan malam
kemaksiatan bagi para muda-mudi, minum-minum, hura-hura, pesta Narkoba
sampai Pesta Sex (Nauzubilah)
Hal inilah yang sangat diinginkan oleh mereka (Yahudi dan Nasrani),
merusak moral, merusak akidah, merusak norma dan nilai ajaran Islam.
Karena mereka tidak akan pernah Ridho kepada kaum muslimin sebelum
mereka mengikuti Milahnya itu
(Qs. Al-Baqarah ayat 120)
Wallohu`alam
Sumber:[Aboe Akbar Abi] dengan sedikit perubahan.
Komentar
Posting Komentar